Tugas bab 10
Nama : Amelia Agnehs
NPM : 26209387
Kelas : 4EB06
Manajemen
resiko keuangan
Manajemen
risiko (risk management) menjadi kebutuhan yang strategis dan menentukan
perbaikan kinerja dari organisasi. Pada suatu ras bangsa (Cina), karakter
tulisan risiko berarti pula peluang. Risiko yang dikelola dengan optimal bahkan
memunculkan berbagai peluang bagi organisasi yang bersangkutan. Manajemen risiko
diperlukan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya terbatas yang dimiliki
organisasi. Pengalokasian sumber daya didasarkan pada prioritas risiko yang
dimulai dari risiko skala tertinggi. Demikian pula, manajemen risiko yang ada
perlu dievaluasi secara periodik melalui aktifitas pengendalian (internal
control).
Manajemen
risiko pada organisasi swasta berkembang lebih pesat dibandingkan organisasi
publik (instansi Pemerintah). Fenomena ini dinilai lumrah mengingat sektor
swasta memiliki ukuran-ukuran yang jelas bagi berhasil atau gagalnya
organisasi. Sedangkan organisasi publik banyak berlindung pada faktor-faktor
yang tidak dapat dikuantifisir. Namun, dorongan bagi sektor publik untuk
melakukan manajemen risiko dalam aktivitasnya semakin meningkat, dan Departemen
Keuangan meresponnya dengan menugaskan Inspektorat Jenderal sebagai compliance
office for risk management.
I.
PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO
Istilah
(risk) risiko memiliki berbagai definisi. Risiko dikaitkan dengan kemungkinan
kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi.[3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko sebagai
berikut:
- Risk is
the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).
Chance of
loss berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan
kerugian. Dalam ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat
probabilitas akan munculnya situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi
ini karena terdapat perbedaan antara tingkat risiko dengan tingkat kerugian.
Dalam halchance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti sehingga risiko
tidak ada.
- Risk is
the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).
Istilah
possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol
dan satu. Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara
kuantitatif.
- Risk is
uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).
Uncertainty
dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan
penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan
sikap individu yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada
dua definisi risiko berikut.
- Risk is
the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran
hasil aktual dari hasil yang diharapkan).
Ahli
statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat penyimpangan sesuatu nilai
disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
- Risk is
the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut
definisi di atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi
probabilita dari beberapa outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Dari
berbagai definisi diatas, risiko dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
akibat buruk (kerugian) yang tidak diinginkan, atau tidak terduga. Dengan kata
lain, kemungkinan itu sudah menunjukkan adanya ketidakpastian.
PROSES MANAJEMEN
RISIKO
(1) Internal
environment (Lingkungan internal)
(2)
Objective setting (Penentuan tujuan)
(3) Event
identification (Identifikasi risiko)
(4) Risk
assessment (Penilaian risiko)
(5) Risk
response (Sikap atas risiko)
(6) Control
activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)
(7)
Information and communication (Informasi dan komunikasi)
(8)
Monitoring
MANAJEMEN
RISIKO DAN FUNGSI PENGAWASAN
Perkembangan
peranan pengawasan internal (internal control) terkini menggunakan kerangka
COSO (COSO Framework). Kerangka ini memandang internal control sebagai sebuah
proses, dan dirancang untuk memberikan keyakinan tentang efektivitas dan
efisiensi dari operasi, keandalan informasi atau pelaporan keuangan, dan
ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. COSO Framework terdiri dari
5 komponen yang saling terkait, yaitu control environment, risk assessment,
control activities, information and communications, dan ongoing monitoring.
Bila
dicermati secara seksama, terdapat kesamaan tujuan, cara pandang, dan materi
padarisk management dan internal kontrol. Seluruh komponen COSO Framework ada
padarisk management. Pemahaman manajemen risiko dalam pengawasan akan
mengoptimalkan fungsi pengawasan berupa efektifitas pencapaian tujuan
pengawasan dan efisiensi biaya pengawasan. Dengan demikian, di satu sisi dapat
dikatakan bahwa internal control is the integral part of risk management.
Risk
management yang telah dilakukan oleh manajemen perlu dinilai kelayakannya
melalui aktifitas internal control.
Tujuan utama
manajemen resiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas dan
equitas. Resiko volatilitas harga yang dihadapi ini dikenal sebagai resiko
pasar. Resiko pasar terdapat dalam berbagai bentuk. Meskipun fokus terhadap
volatilitas harga atau tingkat, akuntan manajemen perlu mempertimbangkan resiko
lainnya seperti :
1. Resiko
liquiditas timbul karena tidak semua produk manajemen resiko keuangan dapat
diperdagangkan secara bebas.
2. Diskontinuitas
pasar mengacu pada resiko bahwa pasar tidak selalu menimbulkan perubahan harga
secara bertahap.
3. Resiko
kredit merupakan kemungkinan bahwa pihak lawan dalam kontrak manajemen
resikotidak dapat memenuhi kewajibannya.
4. Resiko
regulasi adalah risiko yang timbul karena pihak otoritas publik melarang
penggunaan suatu produk keuangan untuk tujuan tertentu.
5. Resiko
pajak merupakan resiko bahwa transaksi lindung nilai tertentu tidak dapat
memperoleh perlakuan pajak yang diinginkan.
6. Resiko
akuntansi adalah peluang bahwa suatu transaksi lindung nilai tidak dapat
dicatat sebagai bagian dari transaksi yang hendak dilindungi nilai.
Peranan
Akuntansi
Akuntansi
manajemen memainkan peranan yang penting dalam proses resiko manajemen. Mereka
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, menguantifikasikan
keseimbangan yang terkait dengan strategi respon risiko alternatif, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap resiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi efektifitas program lindung nilai.
Identifikasi
Resiko Pasar
Kerangka
dasar yang bermanfaat untuk mengidentiofikasikan berbagai jenis resiko market
berpotensi dapat disebut dengan pemetaan resiko.
Menguantifikasi
Penyeimbangan
Peran yang
dimainkan para akuntan dalam proses manajemen risiko meliputi proses
kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternatif strategi respons
resiko. Mungkin manajemen leih suka mempertahankan beberapa resiko yang
dihadapi ketimbang harus melakukan lindung nilai apabila biaya perlindungan
resiko dirasakan lebih tinggi dari pada manfaatnya.
Manajemen
Resiko di Dunia dengan Kurs Mengambang
Dalam dunia
kurs mengambang, manajemen resiko mencakup :
1.
Antisipasi pergerakan kurs
2.
Pengukuran resiko kurs valuta asing yang dihadapi perusahaan
3.
Perancangan strategi perlindungan yang memadai
4. Pembuatan
pengendalian manajemen resiko internal
Peramalan
atas perubahan kurs
Dalam
mengembangkan program manajemen resiko nilai tukar, manajer keuangan harus
memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan magnetudo perubahan
kurs. Karena menyadari prospek kurs sebelumnya, manajemen keuangan dapat
menyusun ukuran-ukuran defensif memadai dengan lebih efesiensi dan efektif.
Namun demikian apakah mungkin untuk memprediksi pergerakan mata uang dengan
akurat tetaplah sebuah masalah. Jika peramalan kurs tidak mungkin atau terlalu
mahal dilakukan, maka manajer keuangan dan akuntan harus mengatur
masalah-masalah perusahaan mereka sedemikian rupa untuk meminimalkan pengaruh
buruk perubahan kurs. Proses ini dikenal sebagai manajemen potensi resiko.
Manajemen
Potensi Resiko
Potensi
terhadap resiko valas timbul apabila perubahan kurs valas juga mengubah nilai
aktiva bersih, laba dan arus kas perusahaan.
Potensi
Resiko Translasi
Potensi
resiko translasi mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
equivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang dimiliki oleh perusahaan.
Strategi
Perlindungan
Strategi ini
mencakup :
1. Lindung
nilai neraca
2. Lindung
nilai operasional
3. Lindung
nilai kontraktual
Strategi
Untuk Produk Lindung Nilai
Produk
lindung nilai kontraktual merupakan kontrak atau instrumen keuangan yang
memungkinkan penggunaannya untuk meminimalkan, menghilangkan, atau paling tidak
mengalihkanresiko pasar pada pundak pihak lain.
Kontrak
Forward Valas
Kontrak
forward valuta merupakan perjanjian untuk mengirimkan atau menerima jumlah mata
uang tertentu yang dipertukarkan dengan mata uang domestik, pada suatu tanggal
di masa yang akan datang, berdasarkan kurs tetap yang disebut sebagai kurs
forward.
Future
Keuangan
Suatu
kontrak future keuangan memiliki sifat yang mirip dengan kontrak yang forward.
Sepeti halnya forward, future merupakan komitmen untuk membeli atau menyerahkan
sejumlah mata uang asing pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dengan harga
yang sudah yang ditentukan.
Opsi Mata
Uang
Opsi mata
uang memberikan hak kepada pembeli untuk membeli atau menjual suatu mata uang
dari pihak penjual berdasarkan harga tertentu pada atau sebelum tanggal
kadaluarsa yang telah ditentukan. Opsi jenis eropa hanya dapat dieksekusi pada
tanggal kadaluarsa.
Swap Mata
Uang
Swap mata
uang mencakup pertukaran saat ini dan dimasa depan atas dua mata uang yang
berbeda berdasarkan kurs yang telah ditentukan sebelumnya. Swap mata uang
memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan akses terhadap pasar modal yang
sebelum tidak didapat diakses dengan biaya yang relatif rendah. Swap ini juga
mungkinkan perusahaan untuk melakukan lindung nilai terhadap resiko kurs yang
timbul dari kegiatan usaha internasional.
Perlakuan
Akuntansi
FASB
menerbitkan FAS No. 133 yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada bulan april
2003, unuk memberikan pendekatan tunggal yang kompherensif atas akuntansi untuk
transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 yang baru saja direvisi
berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal
terhadap akuntansi untuk derivatif keuangan. Sebelum kedua standar ini dibuat
standar akuntansi global untuk produk tidak lengkap tidak konsisten dan
dikembangkan secara bertahap.
Isu Praktik
Meskipun
aturan penuntun yang dikeluarkan oleh FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuran derivatif, masih saja terdapat
beberapa masalah. Yang pertama berkaitan dengan penentuan nilai wajar. Wallance
menyebutkan terdapat 64 kemungkinan perhitungan untuk mengukur perubahan dalam
nilai wajar atas resiko yang sedang dilindungi nilai dan atas instrumen lindung
nilai.
Berspekulasi
Dalam Mata Uang Asing
Perlakuan
akuntansi untuk instrumen mata uang asing lainnya yang dibahas adalah mirip
dengan perlakuan untuk kontrak forward. Perlakuan akuntansi yang dibahas di
sini berdasarkan pada sifat aktifitas lindung nilai yaitu apakah derivatif melindungi
nilai komitmen perusahaan, transaksi yang akan terjadi, investasi bersih pada
operasi luar negeri, dan sebagainya.
Pengungkapan
Melakukan
analisis atas pengaruh potensial kontrak derivatif terhadap kinerja yang
dilaporkan dan terhadap karakteristik risik suatu perusahaan merupakan hal
sukar dilakukan. Pengungkapan yang diwajibkan oleh FAS 133 dan IAS 39 sedikit
banyak telah menyelesaikan masalah ini.
Pengungkapan
itu antara lain:
1. Tujuan
dan strategi manajemen resiko untuk melakukan transaksi lindung nilai
2. Deskripsi
pos-pos yang dilindung nilai
3.
Identifikasi resiko pasar dari pos-pos yang dilindung nilai
4. Deskripsi
mengenai instrumen lindung nilai
5. Jumlah
yang tidak dimasukan dalam penilaian efektivitas lindung nilai
6.
Justifikasi awal bahwa hubungan lindung nilai tersebut akan sangat efektif
untuk meminimalkan resiko pasar
7. Penilaian
berjalan mengenai efektifitas lindung nilai aktual dari seluruh derivatif yang
digunakan selama periode berjalan
Poin-Poin
Pengendalian Keuangan
Sistem
evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini mencakup
tetapi tidak terbatas pada bagian treasuri perusahaan, pembelian dan anak
perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan mencakup
pengukuran kinerja seluruh program manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan
sejauh apa bagian tresury perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam
organisasi itu.
Acuan Yang
Tepat
Objek dari
manajemen resiko adalah untuk mencapai keseimbangan antara pengurangan resiko
dan biaya. Dengan demikian standar yang tepat yang digunakan untuk menilai
kinerja aktual merupakan bagian yang diperlukan dalam setiap sistem penilaian
kinerja. Acuan ini perlu di perjelas dibagian awal sebelum pembuatan program
perlindungan dan harus didasarkan pada konsep biaya kesempatan.
Sistem
Pelaporan
Sistem
pelaporan resiko keuangan harus dapat merekonsiliasikan sistem pelaporan
internal dan eksternal. Kegiatan manajemen resiko memiliki orientasi kedepan.
Namun pada akhirnya mereka harus merekonsiliasikan dengan pengukuran potensi
resiko dan akun-akunkeuangan untuk keperluan pelaporan eksternal.